4 tugas penting sebagai humas, salah satunya "menjaga citra" kampus.

Humas adalah akronim dari Hubungan Masyarakat. Boleh angkat tangan jika Anda baru mengerti bahwa Humas adalah akronim dari Hubungan masyarakat. Tidak tahu tidak apa-apa, yang penting setelah membaca artikel ini Anda jadi paham apa saja tugas humas di kampus.

Setiap organisasi pasti berhubungan dengan masyarakat dan bersinggungan secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga, citra setiap organisasi bisa bergantung pada seberapa besar usaha humas untuk membangun citra organisasinya.

Kampus merupakan salah satu bentuk organisasi yang berkecimpung di dunia pendidikan tinggi. Peranannya kepada masyarakat juga sangat kuat, sebab salah satu bunyi tri dharma perguruan tinggi adalah pengabdian kepada masyarakat. Dosen dan mahasiswa tak hanya belajar di kelas, tetapi juga mengabdikan dirinya untuk masyarakat sesuai dengan kapasitas dan skill yang dimiliki.

Saya membaca beberapa informasi terkait dengan kehumasan di kampus, apalagi hal tersebut memang menjadi salah satu aturan dan sistem di tata pamong perguruan tinggi. Bagi yang sering atau sedang ngurus akreditas kampus, pasti familiar dengan istilah “tata pamong.” Saya jelaskan sedikit, ringkasnya tata pamong itu sebuah sistem untuk memelihara sistem pengelolaan fungsional perguruan tinggi. Humas adalah salah satunya. Jika Anda ingin tahu bagaimana sistem tata pamong di perguruan tinggi, coba hubungi yang berwenang; rektor, wakil rektor atau Lembaga Penjamin Mutu.

Kembali ke soal tugas humas di kampus.

Pada bulan Februari tahun 2023, salah satu koordinator Humas di Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi bernama Doddy Zulkifli menjelaskan dalam festival kehumasan ke-2. Acara tersebut berlangsung di Universitas Tarumanegara, Jakarta Barat. Ia menjelaskan empat tugas pokok humas di perguruan tinggi.

Saya coba untuk merangkumnya di sini yakni apa saja tugas humas di kampus?

Menciptakan Simpati itu Tugasnya Humas

Di KBBI, kata simpati memiliki arti rasa kasih; rasa setuju; rasa suka. Ia merupakan kata benda yang juga memiliki arti keikutsertaan merasakan perasaan (senan, susah, dan sebagainya) orang lain. Jadi, seorang humas atau direktorat kehumasan harus memiliki rasa simpati sekaligus bisa menciptakan rasa tersebut kepada orang lain.

Wah, terdengar susah, ya? Sekilas memang iya. Namun sebenarnya tidak susah-susah banget karena memang menciptakan itu tidak bisa simsalabim lalu punya simpati yang bagus. Melainkan butuh proses.
Kita dalah makhluk sosial dan hidup di lingkungan sosial pula, suka dan tidak suka itu seperti makanan sehari-hari. Di sekitar kampus, pasti ada orang suka dan pasti ada komunitas yang tidak menyukainya. Lepas dari itu, divisi humas harus menyadari bahwa orang suka atau tidak suka itu wajar, tapi jangan sampai ada orang yang tidak simpati dengan kampus kita. Itulah tugas humas yang pertama.

Menciptakan Kesamaan Perspektif, Pesan dan Pengetahuan Organisasi

Setiap kampus memiliki visi dan misi, namun PR-nya sejauh mana visi dan misi itu terdistribusikan kepada semua civitas academica? Tugas humas yang kedua adalah itu!

Oleh sebab itu, biasanya visi dan misi kampus terpampang di mana-mana, di jalan masuk kampus, di depan penerima tamu, di kantin, depan perpustakaan dan di tempat-tempat ramai lainnya. Hal itu bertujuan agar visi misi perguruan tinggi itu bisa mudah terbaca. Itulah yang dimaksud dengan menciptakan kesamaan perspektif.

Bila secara perspektif itu terlaksana dan tercapai, maka otomatis pesan dan pengetahuan masyarakat kampus tentang pengetahuan organisasi itu bisa terserap informasinya. Idelanya, humas itu memiliki seluruh jadwal kegiatan kampus pertahun, lalu jadwal tersebut bisa disebar kepada masyarakat kampus.

Menciptakan Ketertarikan

Ketertarikan kepada siapa? Ya, kepada kampus. Banyak orang menyebutnya sebagai branding. Kampus itu mau terlihat dari sisi yang mana? Setiap kampus kan memiliki keunikan tersendiri, yang membedakan dengan kampus-kampus lain. Berbeda itu tidak harus secara fisiknya atau tata letak kampusnya, tetapi juga soal ide-ide yang ingin tergambarkan seperti apa.

Ada kampus yang prodinya paling unggul adalah pendidikan, maka brandingnya dengan “Kampus para guru” misalnya ini, cuma misalnya saja.

Ada kampus yang fokus riset dan pengabdiannya soal penanganan sampah, lalu kampus itu dibranding sebagai Si Paling Peduli Sampah. Misalnyaaa…

Intinya, menciptakan ketertarikan kepada kampus itu penting, terutama di masyakarat secara luas. Langkah-langkah promosi menjadi hal yang wajib untuk dilakukan, tidak hanya di media cetak, tetapi juga melalui media daring, media sosial, membuat ulasan di website dan lain-lain. Itulah tugas humas perguruan tinggi yang ketiga.

Kini yang terakhir yaitu menciptakan citra baik perguruan tinggi. Masih ada hubungannya dengan yang ketiga.

Menciptakan Citra “baik” Perguruan Tinggi

Membangun citra tak sama dengan cari muka, bedanya pada niatnya. Cari muka niatnya untuk sombong, sedangkan membangun citra itu niatnya bagaimana agar bisa menceritakan hal-hal yang baik kepada masyarakat terkait dengan kegiatan di kampus. Dalam bahasa agama namanya; tahaddus binni’mah; menceritakan kenikmatan yang telah tercapai.

Segala kegiatan yang baik seharusnya terekspose dengan baik di media. Sekali lagi bukan berniat sombong, tetapi mensyukuri nikmat.

Nah, itulah empat hal yang menjadi tugas wajib humas di kampus. Ke empat hal tersebut tentu harus dilakukan secara kontinyu dan sepenuh waktu. Membentuk tim yang solid untuk membentuk iklim kehumasan yang sehat juga penting. Biar kampus tidak hanya sibuk dengan kebijakan-kebijakan administratif saja, tetapi juga peduli dengan citra kampus di masa depan.

Bagikan:

Shofiyul Maula

Dosen pendidikan yang suka menulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *